Dalam sebuah diskusi dengan beberapa supir pribadi anggota Prodriver, ada salah seorang yang menanyakan bagaimana menghadapi situasi rumah tangga si bos yang lagi retak. Lho..apa hubungannya dengan supir? Begini situasinya.

Sebut saja Slamet, dia seorang supir pribadi yang sudah bekerja lebih dari dua tahun dengan bosnya. Belakangan rumah tangga bosnya lagi “panas” karena sesuatu hal menyangkut orang ketiga. Yang biasanya kalo dia jalan sama bos bapak (dia sehari2 bawa bapak), ibu (istri si bos) gak pernah nanya kemana dan dimana si bapak pergi. Namun sekarang hampir tiap hari ditelponin aja. Repotnya, dia tidak boleh kasih tahu keberadaan bapak sebenarnya kepada istrinya. Jadi dia harus berbohong tiap hari..beraaat bo.

Belum lagi kalo sedang di rumah, tanpa ada kordinasi bapak, tiba2 si ibu nyuruh jalan ke suatu tempat misal ke pasar. Emang dasar gak bilang ke bapak, akhirnya dia kena marah sama si bapak kenapa pergi gak pamit. Kejadian ini beberapa kali terulang, padahal dia udah ngingetin si ibu supaya pamit dulu sama bapak sebelum minta anter dia. Tapi selalu dijawab kasar malah balik marahin si Slamet yang rada be’o itu.

Lama lama suasana ini bikin Slamet enggak betah, setiap hari dia terpaksa harus berbohong dan dimarahin siĀ  Ibu atauĀ  si bapak. Nah apa yang harus Slamet lakukan dalam situasi seperti ini? mulainya diskusi mengalir mencari jalan terbaik menyelesaikan dilema Slamet ini. Dari beberapa pendapat rekan sesama supir pribadi itu akhirnya kami dapat rangkum jalan keluar persoalan si Slamet.

Menghadapi situasi ini memang dibutuhkan sikap profesional tinggi. Mengacu pada kode etik menjaga privasi bos besar dalam hal ini bapak, setidaknya seorang supir pribadi mampu menjaga kerahasiaan dan privasi bos. Koordinasikan selalu pada bapak sebagai bos utama kita. Jaga perasaan istri bos dengan memperlakukannya dengan sama baik. Bersikap tidak terlibat dan mencampuri urusan rumah tangga bos kita. Biarkan saja yang terjadi pada keluarga bos kita, yang harus dilakukan Slamet sebagai profesional adalah menerapkan standar operasional prosedur seorang supir pribadi. Jangan jadi penasehat atau pengacara gratisan karena bisa-bisa malah ente ditendang met…Malah ora iso mudik. End.