Libur lebaran dan cuti bersama sudah lewat. Hiruk pikuk dan kemeriahan hari raya sudah kita rayakan bersama. Saatnya untuk kembali bekerja dan mempersiapkan segala sesuatunya. Karena jangan sampai Hari Pertama bekerja kita mangkir atau tidak hadir, apapun alasannya. Karena Hari Pertama bekerja adalah sebuah sikap profesional dan tanggung jawab moral. 

Sebuah komitmen

Kita bekerja adalah bagian dari sebuah rantai organisasi yang saling mendukung. Sebuah organisasi baik itu perusahaan, Intansi pemerintah atau lembaga lain berjalan mengikuti jadwal atau schedule yang telah ditentukan. Kapan kita bekerja, kapan kita libur atau istirahat bahkan ijin pun harus terjadwalkan sebelumnya.

Saat kita mendapatkan hari libur -seperti libur lebaran dan cuti bersama- manfaatkan dengan baik liburan kita untuk tujuan pribadi atau keluarga. Begitu saatnya liburan hampir selesai, persiapan diri kita untuk kembali bekerja sesuai jadwal yang telah ditentukan.

Buang jauh-jauh fikiran : “Masih suasana lebaran, kantor belum sibuk”, “Santai aja boss juga belum masuk”, “Kerjaan masih bisa dihandle karyawan lain” atau fikiran nekat “Nanti aja masuknya, paling-paling dipecat”. Camkan bahwa kita masuk dalam sebuah sistem organisasi yang saling berkaitan. Kita harus tunduk pada aturan main dimanapun kita bekerja. Lebih dari itu kita punya komitmen.

Alasan klise

Bila fikiran sudah negatif akan ada seribu alasan pembenaran. Itu tanda tidak menjaga komitmen. Secara kredibilitas juga gugur, apalagi secara profesional.

Makanya gak heran pelaku mangkir di Hari Pertama bekerja dikenakan sanksi berat, sampai berujung pemecatan tidak hormat. Karena hampir semua manajemen organisasi menganggap ini hal yang sangat penting.

Kami mencoba mendata apa saja alasan-alasan karyawan tidak dapat bekerja di Hari Pertama kerja :

  1. Mertua, orang tua atau saudara di kampung sakit
  2. Gak dapat tiket bus/kereta/pesawat
  3. Ada keluarga yang meninggal (padahal bukan segaris)
  4. Ada hajatan keluarga dekat
  5. Kecapekan karena baru sampai
  6. Kehabisan duit buat balik ke Jakarta
  7. Orang tua, istri atau anak masih kangen
  8. isi lagi karena akan ada seribu alasan lain……………..

Pasti ada solusi terbaik

Bagaimana sebaiknya bila kita mau Extend libur lebaran? Atau tiba-tiba ada sesuatu yang sangat urgent sehingga kita terpaksa menambah jatah liburan?

Kembali pada komitmen bahwa organisasi adalah rangkaian mata rantai. Karena semua harus teratur dan beriringan. Maka bila kita mau extend atau tambah hari libur, hal tersebut harus diatur dan dikoordinasikan sebelumnya. Jadi pas masih masuk kerja di bulan puasa segera bicarakan kepada atasan atau user kita mengenai rencana perpanjangan libur. Lakukan pengajuan tambah libur/cuti sesuai prosedur yang berlaku di masing-masing tempat kita bekerja.

Kita juga harus memastikan bahwa ada driver lain yang menggantikan kita selama tambah libur/cuti tersebut. Lakukan koordinasi dengan driver pengganti terkait biaya operasional, serah terima kunci kendaraan, rute-rute yang akan atau biasa dilewati user, kartu e toll atau e money, kartu pass masuk apartemen atau parkir mobil sampai kepada posisi parkir kendaraan terakhir.

Bagaimana dengan kondisi urgent sehingga memaksa kita untuk extend? misalnya keluarga segaris meninggal, Anak atau istri masuk UGD, mengalami kecelakaan di jalan atau hal yang berkaitan dengan force majeur. Apa yang harus dilakukan?

Pertama laporkan kepada atasan langsung atau user. Katakan hal yang terjadi. Sertakan foto atau video kejadian atau peristiwa secara langsung. Ini penting untuk memperkuat bukti bahwa apa yang kita laporkan adalah sebenar-benarnya. Tunggu arahan dan jalankan apapun keputusan yang diberikan. Biasanya atasan atau user akan mengerti dan memberikan solusi ang terbaik.

Kedua, Info ke manajemen PRODRIVER mengenai kondisi yang sedang dialami dengan melampirkan video atau gambar terkini. Koordinasikan untuk kehadiran supir pengganti bila dibutuhkan.

Ketiga, Sesegera mungkin kembali bertugas apabila segala urusan sudah selesai. Selamat bekerja kembali