Melihat pergolakan ekonomi di tengah kondisi negeri yang dipimpin oleh seorang “Satria Piningit’ semakin membuat kita gusar. Mau di kemanakan negeriku ini? Harga BBM sudah dicabut subsidinya, PLN mahal, Gas ikutan, Pajak digenjot, SDA migas dan tambang di lego (lelang goblok: karena dikasih murah buat asing), sekarang rupiah ikut-ikutan lemah letih lesu. Belum lagi Hutang yang bertambah selangit, kok bisa ya! Padahal seharusnya subsidi BBM bisa meningkatkan APBN yang salah satunya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan, kenyataannya masyarakat sendiri yang membiayai jaminan kesehatannya melalui BPJS yang juga masih kontroversial. Dan terakhir ada wacana Dana Haji milik masyarakat akan digunakan untuk pembangunan negara. Walahhh runyam brow. Itulah kondisi umum ekonomi di negeri kita tercinta ini, bagaimana kondisi kita sehari-hari sebagai seorang supir yang berkutat buat perut keluarganya. Itu saja susah, boro-boro mikirin orang lain atau kondisi negara.

Apa yang terjadi dengan kita saat gejolak itu terjadi? Tentu saja tetap jadi Supir, mau supir harian, supir bulanan, supir operasional, supir kantor, supir expate, supir pribadi, supir forklift atau supir truk, supir bis ya tetap inilah profesi sejati yang menjadi tumpuan kehidupan keluarga kita, bukan ngemis atau minta. Bukan menjadi pencuri atau perampok atau koruptor. Tetap saja cuma Supir yang bertugas mengantarkan kemanapun dan kapanpun keperluan User atau bos kita. Supir hanya menjadi penonton ketika uang negara dikorup ratusan milyar bahkan Te-Tean, supir hanya mengelus dada ketika pejabat atau petinggi negeri memberikan jatah bulanan kepada simpanannya yang bisa lebih dari 4 orang masing-masing selembar cek bertuliskan 100 juta. Atau bagaimana lakon seorang janda kaya mantan istri pejabat yang memainkan peran dibalik layar proyek-proyek besar. Selama setir bundar, supir cuma bisa jadi penonton dan semua yang disaksikan itu cuma sebagai bahan obrolan di warung kopi saja.

S2014-08-18 09.19.25ekarang mas Rupiah melorot, perusahaan mulai bangkrut, harga-harga barang mulai menanjak, elit politiknya saling sikut, lalu apa sikap kita? Sederhana dan terlalu sederhana : 1. Nrimo saja, 2. bekerja saja dengan baik,  3. berdoa semoga bos semakin pengertian 4. meningkatkan loyalitas dan pelayanan 5. Kalo belum berhasil silahkan kembali ke nomor 1 atau keluar untuk tujuan : a. Mencari bos baru b. Mencari pekerjaan baru c. Mencoba jadi wiraswasta d. Kembali ke Sang Pencipta.  He he he Istighfar bos, Nikmatin aja hidup ini brooo, jadi apa? jadi supir, boleh supir harian, supir bulanan, supir operasional, supir kantor, supir expate, supir pribadi, supir forklift, supir truk, supir bis, supir ambulans juga boleh. Tetap optimis Tuhan tidak tuli dan tidak buta.