Sebuah ppagiindahekerjaan apapun bentuknya selama tidak melanggar aturan norma kehidupan adalah baik. Tetapi dalam menjalani sebuah profesi yang baik pun kalau tidak mengikuti aturan dan keterampilan yang dimiliki tidak akan berbuah baik. Semua pekerjaan butuh pelaksanaan yang jujur, penuh integritas dan pelakunya memiliki kompetensi yang sesuai.

Setiap hari lowongan supir di Jakarta selalu ada. Lowongan supir tersebut dimuat di media sosial, surat kabar atau website khusus tenaga kerja. Di hari yang sama pula banyak Supir yang sedang mencari pekerjaan karena baru saja resign atau mungkin dipecat. Atau munculnya orang-orang yang banting setir ingin menjadi supir karena himpitan kebutuhan dan keterdesakan ekonomi setelah gagal mengejar cita-cita ideal. Fenomena itu selalu terjadi, keluarlah cerita asam garam menjadi supir. Sedikit saja dari pencari kerja bercerita manis tentang pekerjaannya saat terakhir ditinggalkan.

Padahal banyak dari para supir yang sedang menikmati kejayaannya dengan pendapatan yang besar dan mapan. Mereka dengan gaya khasnya gampang kita temui di parkir kantoran ternama,  pabrik-pabrik jepang atau Asing lainnya atau di Ruang tunggu driver pada mal di Jakarta. Berbaju safari dengan sepatu klimis dan smartphone di tangan sambil menyeruput kopi dan menghisap sebatang rokok, begitulah supir yang sedang ketemu “nasib baiknya”. Ini bukan berarti hanya supir kantor yang selalu bernasib baik, gak jarang supir pribadi atau supir rumah tangga mendapatkan rejeki yang gak kalah dengan supir kantor. Sebut saja Rinal (nama samaran), setiap selesai kerja bossnya nyanguin 200rb….Alhamdulillah.

Menjadi supir perlu modal yang kuat, bukan berupa uang tapi mental yang baja. Bayangin tugas-tugas rutinnya : pertama, harus bangun minimal 2 jam lebih awal dari bosnya dan tidur minimal 2 jam setelah nganterin bossnya pulang. Kedua, harus mampu menjaga kebersihan kendaraan, badan alias gak BB juga kebersihan hati ; gak boleh bohong, gak boleh nilep, gak boleh lirik pembantu gak boleh ngeluh. Ketiga, harus kuat ngadepin boss yang galak atau cerewetnya super. Padahal sebagai profesional, driver hanyalah seorang pengemudi yang menerapkan SOP yang menyangkut Skill dan Service. Driver profesional mampu mengadaptasikan dirinya pada semua karakter dan watak boss atau usernya. Inilah modal yang belum tentu dimiliki semua orang……kesabaran.

Adakalanya manusia memang tidak mau terikat pada hubungan komitmen jangka panjang. Untuk tipe orang seperti ini sebaiknya jangan menjadi driver tetap atau driver bulanan. Cukup jadi supir harian saja, bisa leluasa mengatur kesibukan lainnya jika ada. Kalau dipaksakan pun bisa ngebathin. Pada kenyataannya memang banyak tipe orang seperti ini- independen dan lebih mandiri- yang sebetulnya lebih cocok berwiraswasta namun belum punya modal dan kesempatan. Mau coba-coba tapi takut gagal, akhirnya ngelakonin gawean supir rada males. Sebetulnya sudah banyak contoh supir yang sukses. mereka punya rumah, kendaraan empat roda alias mobil, anak-anaknya sarjana dan satu lagi udwah ngelaksanain rukun islam yang kelima. Subhanallah. Maukah anda seperti mereka yang sukses? pasti dan harus mau.

Caranya mudah banget yaitu dengan menjalani profesi ini sebaik-baiknya sesuai SOP (standar operational procedure). Berusaha selalu mensyukuri apa yang diperoleh dan gak boleh berharap banyak pada manusia lain termasuk boss anda. Bekerja keras dan cerdas maksudnya? bila bekerja keras belum cukup menutupi kekurangan ekonomi, maka kita perlu bekerja cerdas, caranya berusaha mencari pekerjaan sampingan atau buka usaha di rumah yang dijalankan oleh istri atau anak kita. Salah satu usaha yang dapat dikerjakan saat menunggu adalah usaha online atau bisnis online. Memang bisnis online perlu ketekunan tetapi gak ada salahnya anda mencoba. Siapa tahu kehidupan anda berubah. Selamat bertugas.