Semua orang tahu bagaimana susahnya menagih sesuatu baik berupa hutang materi atau pun Jasa, bahkan untuk sebuah janji yang terikat dalam sebuah “agreement letter” sekalipun? Janji tinggallah janji, namun tak kunjung realisasi. Apakah memang orang masa kini begitu sibuknya sehingga lebih memilih membeli barang mewah atau kesukaan lainnya dari pada membayar hutang, bahkan hanya untuk sebuah janji.

blue4

Banyak perusahaan bangkrut karena tidak mampu menagih piutang kepada kliennya. Walaupun berbagai upaya sudah tentu mereka lakukan. Mulai dari cara simpatik, persuasif, responsif sampai represif. Setelah upaya baik-baik mengalami kegagalan, biasanya perusahaan mengkuasakan kepada pihak ketiga untuk menjadi kolektor. Ini tentu saja memakan biaya cukup besar. Bagi perusahaan kecil masalah kolektibilitas menjadi sebuah bencana. Karena perusahaan kecil hanya memiliki likuiditas kecil. Perusahaan seperti ini “landing” in the wrong place, terpuruk.

Bagaimana solusinya menghadapi piutang yang begitu besar? Sedikit pengalaman kami mungkin bermanfaat buat teman-teman yang sedang menghadapi kendala ini.

1. Tetap semangat untuk mencari customer baru yang lebih potensial.
Sebelum kesulitan datang, kita harus segera beralih dari masalah yang buntu ke banyak kesempatan lain yang lebih memberikan semangat dan yang pasti keuntungan. Segera alihkan fokus menagih -karena ini menghabiskan energi cukup besar- kepada fokus penjualan atau pelayanan. Berusaha meningkatkan pelayanan prima seperti perhatian penuh kepada premium customer, menggali potensi pasar yang ada dari sumber sumber yang sudah dikenal (referensi) atau kunjungan rutin memantau langsung kinerja karyawan di lapangan.

2. Berupaya Memahami Kesulitan Klien atau Customer
Berfikir postif selalu menghasilkan energi yang positif. Kebanyakan orang akan berburuk sangka kepada orang yang susah atau tidak mau membayar hutang. Padahalnya sebaliknya kita harus mengetahui penyebabnya kenapa? Ada tiga penyebab mengapa customer kita susah untuk ditagih. Pertama  faktor kesulitan keuangan, mereka  juga sedang mengalami hal yang sama dengan kita. Untuk penanganannya yaitu dengan memberikan toleransi dan pengertian kepada mereka.
Kedua faktor kecewa dengan layanan kita. Jika ini yang terjadi kita harus berbenah diri meningkatkan pelayanan. Mungkin ada kesalahan yang pernah kita lakukan baik sengaja atau tidak. Kalau perlu kita meminta maaf secara resmi atas buruknya layanan kita di masa lalu. Atas segala kekecewaan tersebut si klien merasa harga yang harus dibayar menjadi terasa mahal. Ini perlu pendekatan persuasif menjalin kembali hubungan baik supaya kepercayaan klien kembali pulih. Walaupun biasanya sulit untuk memaafkan akhirnya berujung pada berakhirnya kerjasama, namun setidaknya kita sudah berusaha memperbaiki keadaan.
Ketiga, faktor modus atau kesengajaan. Tuhan telah menciptakan siang-malam, panas-dingin, gelap-terang, begitupun ada orang baik pasti ada orang tidak baik. Kenapa kami sebut orang tidak baik, bukan sekalian kita sebut orang jahat, orang culas atau gelar devil lainnya. Karena sebenarnya klien atau customer kita yang susah atau gak mau bayar hutang itu pada dasarnya orang baik, tetapi saat ini sedang tidak ada kebaikan didalam dirinya. Untuk itu kepada orang yang sedang tidak baik ini sama sama kita doakan semoga Tuhan mengembalikan kebaikan pada dirinya. Tidak perlu dendam cukup doakan saja.

3. Kewajiban kita Tetap Menagih.
Ingat hutang dibawa mati, artinya selama belum dilunasi hutang masih tetap harus dipertanggungjawabkan. Sebagai pihak terhutang atau yang memiliki piutang, kita harus membantu menyelesaikan hutang orang lain apalagi klien kita sendiri. Misalnya dengan memberi keringanan untuk mencicil sesuai kemampuannya, memberikan kelonggaran jangka waktu atau bahkan ketika kita mengetahui kondisi customer atau klien itu sudah menjadi fakir miskin atau dhuafa, sebaiknya hutang-hutangnya kita ikhlaskan saja. Cukup Yang Maha Kuasa menjadi saksi kebaikan kita dan semoga dibalas dengan kebaikan di kemudian hari, Amin YRA.

Mudah-mudahan kesulitan orang yang punya hutang dan dihutangkan mendapatkan solusi dan jalan keluarnya. Untuk yang sedang mengalami himpitan dan kesulitan ekonomi yang berat tetap bersabar dan tetap berusaha semaksimal mungkin, dan siapa tahu ini solusinya, Klik disini.

Semoga bermanfaat. Salam.
Kunjungi Professional Driver Service Indonesia